Rabu, 15 Desember 2010

Pertemuan LFCN 15 Des 2010 YADI YASIN


CONCEPTUAL LANDSCAPE, demikian "judul" dari Om YY. Om YY mencontohkan bagaimana mengonsep suatu foto landscape, dari yang paling simple, yaitu "mengonsep ditempat (simple) " setelah melihat lokasi, atau merencanakannya dengan matang sejak sebelum berangkat ke lokasi. Untuk "konsep simple" kehandalan pengetahuan sang fotografer dan pengalamannya akan banyak berperan, sedangkan bagi seorang pemula, akan ' bingung' memilih obyek, bahkan melihat secara mata kamerapun sulit. Beliau - yang juga sharing knowledge nya dengan mengadakan "premium mentor series the art of seeing" menenrangkannya dengan sangat sistematis.
Tidak kurang dari 120 fotografer memadati ruangan di ground floor Kyoei Prince Jakarta. Sukses buat om YY, para peserta dan LF Candra Naya.

Senin, 13 Desember 2010

Katalog ISAP mendapatkan rating 5star FIAP


Katalog 1st Indonesia Salon of Art Photography (ISAP) 2010 mendapatkan Rating bintang 5 dari Federation Internationale de l'Art Photographique. Rating paling tinggi yang pernah dicapai penyelenggara salon foto di Indonesia .
Implikasi dari rating biasanya akan menambah jumlah peserta pada salon berikutnya, karena banyak peserta yang mengharapkan fotonya masuk katalog indah, atau minimal akan mendapatkan katalog yang nyaman untuk dilihat dan pantas untuk di koleksi.

Rapat Anggota LFCN 12 Desember 2010


Bertempat di Lokasi Utama PERHIMPUNAN SOSIAL CANDRA NAYA, jalan Jembatan Besi Jakarta telah dilangsungkan Rapat Anggota dengan agenda: Pertanggungjawaban Pengurus/Ketua LFCN masa bakti 2009-2010. Rapat dipimpin oleh Bp H M Moh Badroen SH didampingi oleh Sekretaris sidang Rosetini Ibrahim SH. Pertanggung jawaban dilakukan oleh Dr Edwin Djuanda sebagai ketua 2009-2010.
Dalam kurun waktu 2 tahun, LFCN telah mengadakan kegiatan yang luar biasa jumlahnya: pertemuan bulanan 18x, Lomba foto di web (terbuka untuk umum) 4x, Pemotretan Beauty in the Forest di Gunung Pancar, berikut Lombanya, Darmawisata fotografi 3 kali : Bali Capturing the hidden treasures of Bali, Ujung Genteng dan Sawarna. Puncaknya adalah 1st Indonesia Salon of Art Photography (ISAP 2010).
Prestasi yang dicapai antara lain Rekor MURI, Rating bintang 5 katalog ISAP dari FIAP.
Ketua juga mengumumkan masalah dengan GPA dan Ketua FPSI yang sekarang, ini dimaksudkan agar siapapun anggota +pengurus+ calon ketua/pengurus baru mengetahui permasalahan "ekstern" yang masih menjadi batu sandungan dunia fotografi Indonesia.
Pada kesempatan itu juga diumumkan keputusan pemberian gelar Hon.E.LFCN pada Agatha Anne Bunanta dan I Wayan Suparmin SH. sebagai anggota LFCN yang banyak berjasa bagi klub. Pertanggung jawaban di terima oleh anggota.
Kemudian dilakukan juga pemilihan Ketua untuk periode berikutya. Kembali terpilih Edwin Djuanda dengan suara aklamasi.
Konsumsi disiapkan oleh PSCN: nasi Padang yang terasa sangat nikmat, maklum sudah pada lapar, apalagi AC ruangan terlalu dingin. Kemudian di tarik 1 undian doorprize tas kamera "Tamrac" yang dimenangkan oleh Anthony Bachtiar

Rabu, 24 November 2010

JERRY AURUM FEMALOGRAPHY



Jerry Aurum pengagum wanita

Ini yang dikatakan Jerry mengenai wanita dalam bukunya
“Strange creatures, I Thought. Women were created having unlimited powers. Everything about them changes humanity. They are source of great inspirations that shape the world. Daily. Constantly. Yet they are often blamed for men’s struggles and failures, both in love and in life.”

Inilah yang menggugah Jerry untuk memotret wanita sebagai “subyek”, bukan “ obyek” , maka Jerrypun memulai proyek “wanita” nya.
Jerry selalu melihat wanita hanyalah dijadikan obyek dalam fotografi, dan semua foto hasil karya fotografer adalah sama dengan karya fotografer lainnya , maka Jerry akan melakukan sesuatu yang “berbeda” dengan fotografer lain.

Jerry selalu mendalami subyeknya, dan biasanya harus saling mengenal sebelumnya. Jerry akan menanyakan pada “calon modelnya” (tentu saja wanita), sebenarnya imajinasi apa yang dimiliki oleh sang model. “Kamu anda mau saya foto, sebenarnya anda ingin seperti apa dan sedang berbuat apa”, gitulah kira-kira. Ternyata, setiap wanita memiliki imajinasi yang berbeda, bisa saja ada yang ingin di foto dalam keadaan terbang, melayang, sensual atau horor. Disini Jerry meng kawinan antara idenya sendiri dengan karakter dan imajinasi sang model. Jerry yang lulusan cum laude Visual Communication Design senirupa ITB , langsung membuat sketsa kira-kira apa yang akan di visualisasikan dengan fotografinya.

Maka lahirlah buku Femalography yang dari halaman awal sampai akhir, selalu menampilkan foto yang sejak awal konsepnya berbeda dengan foto yang sebelumnya ia buat.
Presentasi pertama di pertemuan LFCN dimulai dengan foto “Setan merah” (dalam buku berjudul RED 2004), sang model di cat merah seluruh permukaan kulitnya, kemudian Jerry membuat bak mandi kayu, yang dilapisi terpal merah . diisi air dan model merah yang berbalut kain merah masuk ke dalam bak tersebut. Untuk mendapatkan hasil maksimal, ia mengambil angle dari atas model, yaitu membuat menara kayu setinggi 7 meter di atas sang model .
Foto lain “Spring 2006” menampilkan Dian Sastro berbaring santai di kebun ber alaskan dedaunan kering, lengkap dengan keranjang piknik, asisten menjatuhkan bunga-bunga dan Jerry menambahkan satu single flash yang berfungsi seolah matahari bersinar.
Jerry yang sangat jarang menggunakan photoshop, sering mewarnai subyeknya dengan cat., atau melukis di permukaan kulit sang model., maka tampillah “Terre in Blue 2005” , dan foto-foto lainnya.
Untuk memvisualisasikan dunia tanpa gaya tarik bumi, Jerry meminjam suatu lokasi resto-cafĂ© yang hanya diijinkan untuk digunakan selama 2 jam, asisten harus melemparkan benda benda pada saat yang bersamaan dan sang model harus dibuat se akan melayang, maka tampilah “ Zero gravity 2004”
Masih banyak yang dibahas pada malam tersebut, pada sesi Tanya jawab, ada pertanyaan antara lain, dasar referensinya Jerry apa? Ternyata Jerry menjawab bahwa yang dilakukannya adalah TIDAK melihat dulu hasil karya fotografer lain, karena bila melihat, ia akan terinspirasi dan hanya melakukan inovasi. Kalau begitu dimana sumber pencarian Jerry?
Jerry mengungkapkan inspirasi kreatif dalam dirinya berasal dari dosennya di ITB yang mengatakan bahwa :” If you want to be a good designer, learn from a good designer; but if you want to be a GREAT designer, learn from EVERYTHING”
Jerry merasa ide-ide kreatif terus menerus tampil di pikirannya, bukan hanya karena melihat sesuatu secara visual, namun ide-ide visualisasipun silih berganti muncul saat ia membaca novel misalnya. Ketika ditanya semalam saat ia presentasi, Jerry mengatakan, saat sekarang mungkin ada sekitar 450 ide kreatif yang silih berganti muncul dalam alam pikirnya .

Mengenai launching buku FEMALOGRAPHY , Jerry menjelaskan, buku sengaja di launching di Singapura untuk mencegah polemik di dalam negeri (walaupun kemudian di launching juga di TB Kinokuniya Plaza Senayan). Di Singapura, Jerry membawa bukunya ke kedutaan Indonesia Singapura untuk dibuka oleh pejabat Indonesia . Apa yang didapat? Ditolak oleh Kedutaan, dengan alasan yang tidak jelas. Jerrypun berpaling ke kementrian Kebudayaan Singapura, yang dalam waktu 2 jam, kementerian memutuskan akan men sponsori pameran selama 10 hari, bahkan di pamerkan di gedung kementerian tanpa biaya sepeserpun. Pameran Femalography Jerry Aurum di Singapurapun bergaung luas termasuk ke negara-negara lain. Jerrypun sempat ber pameran di Belanda juga mendapatkan sambutan dan diskusi dari para pecinta seni dan fotografi. Sekarang kita nantikan bersama Femalography II yang sedang disiapkan Jerry.
Lebih jauh dengan Jerry Aurum: www.jerryaurum.com

Selasa, 23 November 2010

Sejarah Salon Foto Indonesia pertama dan lahirnya FPSI


Di tahun 1973, atas prakarsa LFCN dan PAF Bandung, diadakanlah SALON FOTO INDONESIA yang pertama oleh LFCN. Pada akhir Desember 1973, diadakan pameran SFI 1973 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pada saat itu, belum ada FPSI.
Penyelenggara SFI 1973, memfasilitasi Rapat kerja guna membentuk Federasi Perkumpulan2 Senifoto Indonesia (disingkat FPSI) pada saat berbarengan setelah upacara pembukaan pameran salon foto.
Walaupun pembentukan FPSI di fasilitasi oleh LFCN, namun di tahun 1975, Ketua FPSI pertama, Prof Dr RM Soelarko menyempatkan diri menerbitkan PIAGAM PENGHARGAAN pada LEMBAGA FOTOGRAFI CANDRANAYA sebagai penyelenggara SALON FOTO INDONESIA 1973. Suatu dokumen sejarah , karena tanpa ada yang pertama, tidak ada yang kedua dan selanjutnya. Ditengah usaha-usaha sebagian pihak mengecilkan peran LFCN dalam dunia senifoto Indonesia, dokumen ini menjadi sangat penting.
Filosofi dasar pembentukan FPSI yang di prakarsai oleh PAF Bandung dan LFCN Jakarta di tahun 1973 adalah kebersamaan dalam hobi fotografi.
Sangat ironis,saat ini, hubungan antar klub di Federasi FPSI mungkin tidak akan kembali harmonis seperti dimasa-masa sebelumnya (sejak 1973), karena sudah ada permainan-permainan tidak etis dan pelanggaran AD ART organisasi. Prinsip kebersamaan dan saling menghormati sudah ditinggalkan. Surat resmi dan pendapat dari salah satu klub pendiri FPSI di abaikan, malah federasi memaksakan menerima klub calon anggota yang baru eksis beberapa bulan dengan cara nekat yaitu melanggar AD/ART organisasi. Hal ini akan merupakan catatan sejarah yang tidak akan bisa dihapuskan.
Untuk mendapatkan dokumen foto Salon Foto Indonesia pertama, silahkan buka disini disini

Kilas Balik 19 Juni 1994


Lebih dari 16 tahun yang lalu, Bapak H.Budiardjo (almarhum), mantan Menteri Penerangan era Soeharto, Ketua FPSI dan juga Ketua renovasi akbar Candi Borobudur, mengumpulkan sisa-sisa aktivis LFCN.
Pesan beliau adalah : pertahankan eksistensi LFCN, karena tanpa LFCN, tidak ada sejarah dunia (seni) fotografi Indonesia seperti saat ini.

Terlampir undangan di kertas yang sudah menguning yang masih tetap menjadi ARSIP PENTING bagi kami untuk tetap melestarikan dan memajukan kembali Klub Foto LFCN yang lahir sejak 1948.

Pertemuan pengurus LFCN dengan tim Mediasi PAF Bandung


Tanggal 21 November 2010 pagi, 3 pengurus LFCN bertemu dengan tim dari PAF Bandung, dengan tujuan memberikan alasan keberatan penolakan LFCN terhadap keanggotaan penuh GPA di FPSI.
Pertemuan berlangsung dengan santai tapi serius. Terimakasih kepada "saudara tua" PAF, yang bersama LFCN di tahun 1973 menjadi memprakarsa terbentuknya Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI).
Saat ini, kemelut yang tadinya merupakan masalah intern LFCN, sudah menjalar ke tubuh FPSI . Ini disebabkan karena masing-masing pihak tidak menggunakan aturan yang sama yaitu AD dan ART FPSI.

Walaupun FPSI berbentuk federasi, semua sudah paham bahwa sekarang sudah ada klubfoto "anak emas" yang diberikan kesempatan lebih besar dan mungkin ada pula klubfoto yang "anak tiri" . Masalah kesetaraan anggota Federasi dan saling menghormati sudah jauh dari riwayat dan sejarah FPSI sebelumnya (sejak 1973).

Komitmen LFCN adalah: LFCN akan tetap memajukan dunia fotografi di Indonesia dengan dasar idealisme, bukan berdasarkan mencari popularitas atau kekuasaan.

Kamis, 28 Oktober 2010

Rapat Kerja FPSI di Batam 23 Oktober 2010


LFCN ikut berpartisipasi dalam Raker FPSI di Novotel Batam pada tanggal 23 Oktober 2010 jam 14-17.
Ketua LFCN mengingatkan bahwa tiada Salonfoto Indonesia (SFI) ke 31 bilamana tidak didahului oleh SFI pertama. SFI di lakukan oleh Federasi Perkumpulan Senifoto Indonesia (FPSI) yang penyelenggaraannya di lakukan oleh klub2 foto anggota FPSI secara bergantian. HANYA SFI 1973 (pertama) yang BUKAN diselenggarakan oleh FPSI ,melainkan oleh LFCN bekerjasama dengan PAF Bandung.
Kedua klub inilah inisiator terbentuknya FPSI, yang baru terbentuk tgl.30 Desember 1973, hari ketiga setelah pembukaan pameran SalonFoto Indonesia 1973 di Taman Ismail Marzuki Jakarta .
Oktober 1973:Penjurian Salon Foto Indonesia 1973 di Gedung Candra Naya Jalan Gajah Mada 188 Jakarta Barat ; 28-30 Desember 1973 Pameran SFI di TIM Jakarta Pusat , dibarengi dengan Rapat Pembentukan wadah Federasi; 30 Desember 1973 barulah terbentuk Federasi Perkumpulan2 Senifoto Indonesia (FPSI)
Foto-foto bersejarah SFI 1973 bisa dilihat di fotografer.net- diskusi - salon foto indonesia, reportase bisa didapatkan dari majalah Foto Indonesia no.29- 1974.
Dalam perjalanannya, LFCN yang telah bangkit kembali ternyata mendapatkan "cobaan" yang cukup berarti yang nampaknya ada pihak-pihak yang berusaha mengecilkan atau melemahkan LFCN ; antara lain rekayasa untuk melegalkan sesuatu yang secara juridis formal bertentangan dengan AD ART organisasi. LFCN akan terus memperjuangkan kebenaran sampai kapanpun. Catatan sejarah akan mencatat dan membuktikannya. Seperti yang diucapkan oleh almarhum Bpk Boedihardjo (Mantan Menteri Penerangan RI): LFCN tidak boleh mati, karena merupakan bagian penting dari sejarah senifoto Indonesia.

Remember that all through history the way of truth and love has always won. There have been tyrants and murderers and for a time they seem invincible but in the end, they always fall -- think of it, ALWAYS.” Mahatma Gandhi

Kamis, 14 Oktober 2010

FENDI SIREGAR : Emosi dalam Fotografi


Pertemuan foto kali ini memberikan nuansa yang agak beda. Topiknya "EMOSI DALAM FOTOGRAFI"
Ya, bagi yang hadir pada waktu ceramah pak Fendi Siregar, semua mengamini bahwa ternyata kita memotret karena emosi kita tergugah, namun ada juga emosi yang baru timbul sesudah kita memotret. Ada "bintang tamu" kemarin Mbak Fully, sastrawan... yang baru 3 bulan meng ekspresikan jiwa dan pikirannya dalam foto. Ternyata dengan memberikan puisi pendamping di samping karya fotonya, kedua ekspresi tersebut menjadi synergy; lebih menggugah hati pemirsa, termasuk lebih dapat menyelami bathin sang seniman. Beberapa kali pengunjung spontan bertepuk tangan sesaat mendengarkan mbak Fully mengumandangkan puisi pengiring fotonya. Foto akhir "pencarian" pak Fendi di kebun Tuak di Kupang (NTT) menemukan jaring gawang busuk rombeng di sisi kebun. Mbak Fully di berikan kesempatan untuk menggambarkan emosinya saat melihat foto tersebut, beberapa menit kemudian, lahirlah puisi pendamping yang diiringi tepuk tangan hadirin. Hmmm, sangat menarik . Terimakasih pada pak Fendi Siregar dan mbak Fully yang mengajarkan kita "melihat dan memotret dengan hati" dan emosi. Bahkan.... foto TANPA EMOSI pun menghadirkan foto yang juga kosong dan menurut pak Fendi : "emosinya ?... ya tanpa emosi itu...".
Di bahagian akhir, Fendi mempresentasikan VIDEO kehidupan seniwati penari Topeng Cirebon yang legendaris: Bu DASI . Kesederhanaannya, dan yang luar biasa adalah kecintaannya terhadap "tari Topeng". Hidup dari ngamen di kalangan masyarakat bawah, namun almarhumah memiliki murid2 bule yang khusus datang untuk belajar menari padanya. Walau sudah ringkih dan sakit2an dimakan usia, begitu mengenakan topeng, almarhumah seolah mendapatkan jiwa dan semangat baru: HIDUP KEMBALI! . Akhirnya maut juga yang memisahkan, dunia seni tari Indonesiapun kehilangan seorang "maestro" yang setelah meninggal, tidak mendapatkan penghargaan apapun dari pemerintah... Pengunjung malam ini ada yang menitikkan airmata karena terharu.... Terimakasih pak Fendi, bersama timnya yang telah men dokumentasikan dengan baik melalui foto maupun video.

Rekor MURI untuk LFCN



Pencatatan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di berikan oleh Bapak Ngadri dari MURI ke Dr Edwin Djuanda, SpKK ,ketua Lembaga Fotografi Candra Naya sebagai "Salon foto dengan peserta dari jumlah negara terbanyak yaitu berasal dari 58 negara"

Total participant 1st Indonesia Salon of Art Photography adalah 6822 foto dari 730 peserta berasal dari 58 negara (dalam hitungan dunia foto: dari 60 negara karena Wales dan HongKong secara statistik terpisah).
Dalam foto tampak Prof Dr Fasli Jalal MPH, SpGK -wakil Menteri Pendidikan R.I. menyaksikan.

Foto PanitiaISAP 2010 dan Trophy BEST CLUB



Berfoto bersama panitia saat penyelenggaraan : Winner's photo exhibiton and cataloque launching 21 Agustus 2010.
Foto diatas: Best Local Club entries dimenangkan oleh Perhimpunan Fotografer Bali (PFB) yang di wakili oleh Ketua klub foto PFB Dr I B Andi Sucirta , menerima icon nasional komodo ber kamera karya perupa keramik terkemuka F.Widayanto, yang dibuat khusus untuk ISAP 2010.

Prof Dr Fasli Jalal, MPH, SpGK



Deputy Ministry of Education Republic of Indonesia, meresmikan, membuka pameran dan meluncurkan cataloque INDONESIA SALON OF ART PHOTOGRAPHY 2010.
Prof Dr Fasli Jalal, juga menerima kenang-kenangan berupa foto pemenang " Bite for speed" karya Peters Vincent dari Batam .

Pemberian Medali dan penghargaan



Tampak Bapak Soebagio Wahjudi, mantan Ketua FPSI memberikan medali kepada pemenang FPSI Gold Medal : Aditya Zen dari Bandung dengan karyanya "Symphoni in the pool" . Foto bagian bawah: Para duta beberapa negara sahabat, mewakili para pemenang fotografer seni dari negaranya masing-masing :Miss Agatha Bunanta MBA;

Mrs Romana Koningsburn (minister counselor &deputy head of mission Austrian Embassy);

Prof Dr Fasli Jalal, MPH (deputy minister Ministry of Health Republic of Indonesia);

Mr Peter Wey (Taipei Economic & Trade Office)

Suasana Pameran di Hotel Atlet Century



Di luar, di pasang baliho besar dan di dalam juga banner-banner. Yang di pamerkan adalah foto-foto pemenang dari mancanegara. Foto-foto pemenang silahkan lihat di www.isap.candranaya.com

21 Agustus 2010


Pameran foto pemenang 1st Indonesia Salon Of Art Photography by Candra Naya Photographic Society di Hotel Atlet
Century Park Jakarta tanggal 20 sd 29 Agustus 2010 (terbuka untuk umum).


Tanggal 21 Agustus, jam 18.00 akan diadakan upacara PEMBERIAN HADIAH kepada para pemenang , PELUNCURAN KATALOGUE dan
PEMBUKAAN RESMI PAMERAN FOTO
yang akan di buka oleh Wakil Menteri Pendidikan Bapak Prof Dr FASLI JALAL, PhD, SpGK ( acara ini khusus undangan)

Info lebih lanjut atau kepada media yang berminat meliput/ mendapatkan data lebih lengkap, hubungi info@candranaya.com

Kamis, 15 Juli 2010

Johntefon: Photoshop untuk Foto Salon

Pertemuan LFCN 14 Juli 2010 di Wisma Kyoei prince dihadiri oleh 90 fotografer yang sangat dengan tekun mengikuti penjelasan oleh pakar photoshop JOHNTEFON. John yang menerbitkan buku pertama tentang photoshop yang diterbitkan oleh Gramedia, bukunya laris dalam sekejab. demikian pula buku-buku selanjutnya. Memulai karir sebagai ilustrator (menggambar) untuk majalah Hai, John yang memang hobi foto dan anggota lama LFCN mulai tertarik photoshop untuk fotografer. Malam itu, Johnmengutarakan banyak rahasia Photoshop yang jarang digunakan oleh fotografer. banyak sekali ilmu dan rahasia yang didapat. Saat ini John juga memproduksi "action" photoshop sehingga mempermudah bagi para fotografer salon mendapatkan hasil yang "mengejutkan" dengan cara yang sederhana.
Di akhir acara pengunjung seakan tidak mau pulang, dan masih berbincang dalam kelompok kecil.

Kamis, 08 Juli 2010

Panitia ISAP dan para juri



Tampak "confidence" yang besar dari para panitia pelaksana terhadap kebehasilan penjurian, padahal penjurian baru separuh jalan

PENJURIAN ISAP 2010


Sejak tanggal26 Juni, para juri sudah berdatangan di Hotel Atlet Century Senayan untuk melaksanakan tugas mulia, yaitu menjadi juri Indonesia Salon of Art Photography (ISAP) 2010 yang baru pertama kalinya diadakan di Indonesia.

Dalam foto tampak para JURI yang di foto dengan posisi "free action". Kemudian dilanjiutkan oleh para juri bergabung dengan panitia pelaksana. Tampak suasana ceria dan "confidence" dari para juri maupun segenap panitia/

ISAP berlangsung dengan sangat sukses dengan peserta lebih dari 6800 foto, berasal dari 780 peserta dari 60 (enampuluh) negara!

Tumpengan HUT ke 62 LFCN


HUT ke 62 Lembaga Fotografi Candra Naya yang jatuh pada tanggal 24 Mei, diperingati secara sederhana berbarengan dengan pertemuan bulanan 26 Mei 2010.

Pada pengunjung selain mendengarkan prsentasi AGUS LEONARDUS tentang "Kontroversi salonfoto", juga mendapatkan nasi bogana dan tumpengan.

Pemotongan tumpeng dilakukan oleh ketua LFCN Dr Edwin Djuanda, SpKK bersama dengan Bp Leo K Hartana (ketua LFCN sebelumnya). Tumpeng diberikan pada Bpk Soebagio Wahjudi sebagai penasehat LFCN dan mantan Ketua FPSI. Tumpeng juga diberikan pada generasi penerus yaitu Agatha Anne Bunanta yang merupakan ketua dari proyek prestisius LFCN yaitu ISAP 2010
Acara puncak HUT ke 62 LFCN adalah diadakannya "1st Indonesia Salon of Art Photography 2010" (ISAP) suatu salon foto internasional yang diselenggarakan oleh LFCN, dengan memperoleh pengakuan dari PSA dan FIAP, juga FPSI.

AGUS LEONARDUS:KONTROVERSI SALON FOTO


* mengapa SalonFoto yang sudah diadakan sejak lebih dari seratus tahun tetap eksis dan tidak pernah kekurangan peminat.

Walau jakarta hujan lebat dan macet, pertemuan masih dihadiri lebih dari 80 orang. Agus membawakan prsentasinya dengan riset yang mendalam, dari wikipedia +katalog salon2 di Indonesia.
Ternyata hakikat SALON adalah PAMERAN + kongkow2, tdk melulu fotografi, mulanya paling sering lukisan. Mulainya di Perancis. biasanya yang jadi HOST adalah WANITA. Maksudnya pemilik Salon2 terkenal adalah wanita. di Salon Foto, foto yang dipamerkan haruslah di kurasi, di sinilah timbul istilah foto terpilih untuk dipamerkan . Merupakan kebanggaan tersendiri bilamana foto kita terpilih untuk dipamerkan dalam suatu salon (accepted).
Bahwa akhirnya suatu SALON menjadi LOMBA, dan memberikan macam2 medali (seperti sport) ,akhirnya yang di fokuskan adalah LOMBAnya adalah bukan merupakan hakikat sebenarnya. bahkan banyak salon memberikan hadiah materi (dulu gak ada).
Singkat saja: semakin lama salon merupakan pengulangan2 ide dan konsep, sehingga membosankan untuk dilihat. Walaupun demikian, banyak juga foto salon yang sangat segar dengan ide dan konsep , al foto War and Peacenya Lano Utomo, Setan Jalanannya Setiadi Tanzil, dan foto2 karya Pedro louise Raota .
Kesalahan terbesar Agus adalah masuk klub foto salon di tahun 1978, sehingga mengurangi kreativitasnya untuk berkonsep dan berkarya. Walaupun ia memiliki banyak medali (mendapatkan 4 star FPSI, yang pertama), namun ia baru ber PAMERAN TUNGGAL, 17 tahun kemudian . Dimana ia BEBAS mengutarakan segala ide-ide liarnya.

Terimakasih kepada Agus Leonardus yang menurut saya adalah salah satu dari sedikit fotografer yang penyeni, pemikir dan filsuf dalam bidang fotografi .

Agus Leonardus adalah fotografer salon yang sangat produktif dan kreatif. Mendapatkan A.FPSI **** (berarti 120 point dalam salon foto indonesia). Sering diajak serta ber pameran SENIRUPA, karena dianggap sebagai "seniman tulen" yang kebetulan memilih media fotografi sebagai ekspresinya.

Selasa, 01 Juni 2010

YADI YASIN "LANSCAPE PHOTOGRAPHY" 20 APRIL 2010



Pada pertemuan LFCN 20 April 2010 , master Landskap Indonesia YADI YASIN menerangkan tips and tricknya untuk mendapatkan foto-foto lanskap yang luarbiasa. Dikenal sebagai fotografer yang sabar dalam mengabadikan alam, om YY hanya menggunakan photoshop untuk mengatur kontras, density dan warna. Benar-benar pemotret sejati. Photographer, not Photoshoper. Tidak heran bilamana tas kameranya dipenuhi pelbagai jenis filter dan sesoris lainnya. Pada saat yang bersamaan juga di umumkan para pemenang LOMBA FOTO tema "AIR" dari www.candranaya.com

Saat Harlim "Pemahaman Infra Red"

Pertemuan MARET 2010:HARLIM



Siapa yang tidak kenal Harlim, ahli ngoprek kamera menjadi infra red.
Kali ini beliau membahas mengenai " Pemahaman Fotografi Infra Red"
Pada dasaranya fotografi Infra red adalah menghasilkan foto hitamputih, dan dihunakan untuk pemetaan, misalnya melihat pohon2 mana yang masih segar dan mana pohon yang dedaunannya sudah tidak sehat. Tetapi hasil foto infrared, secara sengaja diberikan warna, guna lebih mudah membedakan (membuat kontras) , komponen mana yang memancarkan sinar infra red lebih banyak dan mana yang tidak. Karena itu Harlim menyebutnya foto infrared yang berwarna sebagai 'FALSE COLOUR"
Banyak yang diterangkan oleh beliau, semua logis dan realistis, karena disertai contoh2 praktek. Namun setelah acara selesai, nampaknya teori yang diberikan menjadi "lupa semua" yang diingat adalah bahwa untuk mengoprek kamera menjadi "infrared" harus di serahkan pada yang benar2 ahli, karena selain melepas hot-mirror dan memasang filter, masih banyak masalah lain seperti focus lensa yang bergeser, belum lagi variant infra-red yang ingin anda dapatkan dalam foto. Jadi sebelumnya harus di diskusikan dengan matang dahulu.
Terimakasih pak Harlim yang mengupas begitu banyak pelajaran tentang pemahaman infra red photography.

Minggu, 09 Mei 2010

DAVID DEWANTORO's WORKSHOP


Fotografer profesional David Dewantoro memberikan tips and tricks mengenai pencahayaan studio pada pertemuan LFCN 24 Februari 2010 di Gedung Kyoei Prince, dihadiri oleh lebih dari 100 fotografer

Senin, 22 Maret 2010

ISAP 2010: Dewan Juri


Electronic Imaging – Warna: Umum , Monokrom: umum
Projected Images – Warna; Air, Monokrom : Manusia

DEWAN JURI A
1. A.Tonny Djohan Indonesia A.FPSI****, A.RPS, PSA***

2. Edwin Djuanda Indonesia, Hon.E.LFCN, A.FPSI*, A.RPS

3. Johnny Hendarta Indonesia Hon.E.FPSI, Hon.LFCN, A.FPSI* (FPSI President, Professional Photographer)

4. Harto Solichin Margo Indonesia A.FPSI*(FIAP Liaison Officer for Indonesia)

5. Tan Lip Seng Singapore F.RPS, FPSA, EPSA, EFIAP, Hon.F.PSS., Hon,F,SCC., Hon.OPC.BSC., Hon.PFR., EP.PSM., Hon.F.SEAPS., Hon.F.PCKBC., Hon.E.HKCC., Hon.E.CPA., Hon.OG.PH., Hon.O.C., MH.F.C.FOIX, A.C.F.C., MHFCBA., HMFCA., A.C.C.P., Hon.F.SCPS., SE 35mmPS., ASIIPC., A.B.I.P.P., Hon.F.FCM, Hon.F.SCPS., PSA 2nd Diamond Galaxy, Singapore Cultural Medallion Award


DEWAN JURI B

1. Agus Leonardus Indonesia, A.FPSI****, AFIAP

2. Budi Darmawan Indonesia Hon E.FPSI, Hon.LFCN, A.FPSI****, F.RPST, A.RPS

3. Arbain Rambey Indonesia (Senior Journalist)

4. Johnson Hon Yik Sin Hongkong Hon LFCN, Hon F.NPC, FRPST, FHKCC, FCAPA, FHKPA,
F.RPS

5. CL Chan Thailand F.RPS, F.CFPA, F.PSEA, F.BSC, F.PSK,F.SCC, Hon.FPST, Hon.FSCC, Hon.FBSC, Hon.FPSM, Hon,FSPM, Hon.FPSK, Hon.ECPA, Hon.EPAS, HonSE35MMPS, SP.CP.BSC, A.PST, A.35MMPS

KOORDINATOR JURI :
Setiady Tanzil Hon E.FPSI, A.FPSI***, Hon.LFCN, Hon.PAF
Rasmono Sudarjo Hon E.FPSI,A.FPSI*, FPSNY,EEPSNY,SE35MMPS,A.RPS,A.PSEA,APST,AHKCC,ACPA, A35MMPS, ANCPA, PSA****

JURI ALTERNATIF :
Rasmono Sudardjo Indonesia Hon E.FPSI,A.FPSI*, FPSNY,EEPSNY,SE35MMPS,A.RPS,A.PSEA,APST,AHKCC,ACPA, A35MMPS, ANCPA, PSA****

Setyadi Joedaatmadja Indonesia Hon.E.LFCN, Hon.E.FPSI, A.RPS
Tan Thiam Kie Indonesia AFIAP

ISAP 2010: Jadwal dan Penghargaan

KALENDER SALON
Batas akhir penerimaan foto : 20 Juni 2010 (23:59 WIB)
Penjurian : 27-28 Juni 2010
Pemberitahuan : 3 Juli 2010
Pengiriman Medali : 24 Agustus 2010
Pengiriman CD Katalog : 12 September 2010


MEDALI DAN PENGHARGAAN
Projected Image
Color -Water Projected Image
Monochrome - Humans Electronic Imaging
Color – General Electronic Imaging
Monochrome – General
- PSA Gold Medal - PSA Gold Medal - PSA Gold Medal - PSA Gold Medal
- FIAP Gold Medal - FIAP Gold Medal - FIAP Gold Medal - FIAP Gold Medal
- FPSI Gold Medal –
Best Local Entry - FPSI Gold Medal –
Best Local Entry - FPSI Gold Medal –
Best Local Entry - FPSI Gold Medal –
Best Local Entry
- FIAP Silver Medal - FIAP Silver Medal - FIAP Silver Medal - FIAP Silver Medal
- PSA Silver Medal - PSA Silver Medal - PSA Silver Medal - PSA Silver Medal
- FIAP Bronze Medal - FIAP Bronze Medal - FIAP Bronze Medal - FIAP Bronze Medal
- PSA Bronze Medal - PSA Bronze Medal - PSA Bronze Medal - PSA Bronze Medal
- FPSI Bronze Medal - FPSI Bronze Medal - FPSI Bronze Medal - FPSI Bronze Medal
- FIAP HM - FIAP HM - FIAP HM - FIAP HM
- PSA HM - PSA HM - PSA HM - PSA HM
- 1 HM : Best of Nature - 1 HM : Best of Potrait - 1 HM : Best of Creative - 1 HM : Best of Landscape
- 1 HM : Best of Underwater
CNPS Trophy : Best Club – Local entry

1st Indonesia Salon of Art Photography ISAP 2010


Lengkap di www.isap.candranaya.com

Lembaga Fotografi Candra Naya mengundang fotografer dari seluruh dunia, amatir maupun profesional untuk berpartisipasi di dalam
THE INDONESIA SALON of ART PHOTOGRAPHY (ISAP)
Salon foto ini akan diselenggarakan sesuai dengan persyaratan FIAP, PSA dan FPSI.
Penerimaan terakhir 20 JUNI 2010


KEIKUTSERTAAN LOMBA
Lomba terbuka untuk umum, tetapi foto akan ditolak jika pelaksana dan penyelenggara (Indonesia Salon of Art Photography (ISAP) dan Lembaga Foto Candra Naya meyakini dan memutuskan bahwa foto tidak sesuai dengan peraturan dan persyaratan lomba.

Materi lomba yang diikutsertakan harus berasal dari foto (pengambilan gambar dari objek melalui sensitivitas cahaya) dibuat oleh peserta pada emulsi foto atau diperoleh secara digital. Foto dapat dirubah, baik secara elektronik (olah digital) atau cara lainnya oleh pembuatnya dengan hasil akhir tetap merupakan karya seni foto.

Semua hasil karya akhir harus berupa file elektronik atau format digital. Peserta haruslah pemilik dari seluruh hak cipta dari hasil karya yang dikirimkan. Seluruh bagian dari foto harus difoto oleh peserta dan merupakan karya olah digital peserta.

Dengan mengirimkan materi lomba, peserta menyatakan hasil karya yang diikutsertakan adalah miliknya dan mengijinkan dan menyetujui pelaksana dan penyelenggara untuk mereproduksi seluruh atau sebagian dari materi lomba yang diikutsertakan secara cuma-cuma untuk dipublikasikan/dipamerkan di media yang berhubungan dengan lomba ini (antara lain: Katalog cetak , katalog dalam bentuk CD-Rom, pameran foto, jurnal dsb). Dalam hal ini termasuk juga penempatan (posting) di website dengan resolusi rendah.
PSA/FIAP dan pelaksana dan penyelenggara tidak bertanggung jawab atas penyalahgunaan hak cipta oleh pihak ketiga; sehubungan dengan hal ini, peserta tidak dapat melakukan tuntutan. Pelaksana dan penyelenggara lomba berhak untuk mendiskualifikasi setiap materi lomba yang diikutsertakan, sebelum, selama dan sesudah penjurian dilakukan apabila materi yang diikutsertakan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Karya-karya peserta yang diterima berhak mendapatkan Who’s Who dan Star Rating di divisi masing masing dari PSA (Photographic Society of America), Point FIAP (FIAP Patronage 2010/054) dan Point FPSI (khusus peserta Indonesia dan sesuai dengan peraturan FPSI).
Dengan keikutsertaan, peserta dianggap telah menerima dan menyetujui seluruh persyaratan.

KATEGORI
Ada 4 kategori:
Projected Image Division (CPID/PI)

1. Warna : Air
2. Monokrom : Manusia

Electronic Imaging Division (EID/DIG)

1. Warna: Umum
2. Monokrom: Umum

Semua karya foto harus diserahkan dalam format digital.

Rabu, 10 Februari 2010

LFCN di ArTernative Photo Festival 28Des sd 10Januari 2010



LFCN ikut bergabung di Pameran dan acara Arternative Photo Festival, the battle of Harajuku. Bertempat di Pasar Festival, Kuningan JL HR Rasuna Said ,Jakarta selatan.
Pada tanggal 31 Desember, Edwin Djuanda memberikan ceramah mengenai " SALON FOTO INDONESIA" dengan tanya jawab yang cukup intensif dari para peserta.
Selain itu beberapa anggota LFCN juga ikut ber partisipasi dalam pameran yaitu: Soebagio Wahjudi (2 foto), Andi Santoso (1 foto), Setyadi Joedaatmadja (1 foto), Djoko Joedaatmadja (2 foto), Tjen Wie Hauw (2 foto), Edwin Djuanda (2 foto) dan Agatha Anne Bunanta (2 foto).
Selamat dan sukses buat penyelenggara festival !

Kamis, 04 Februari 2010

Scanography RAY BACHTIAR 28 Januari 2010



Pada pertemuan hari kamis tanggal 28 Januari 2010. Walaupun banyak demo di siang harinya, tidak membuat anggota LFCN takut untuk hadir di pertemuan.

Ray Bachtiar Dradjat membagikan ilmu yang sangat menarik di bidang fotografi, yaitu

"Scanography"

Karya foto seni tanpa kamera- Simple, namun indah, dan hanya dengan menggunakan scanner, gambar yang dihasilkannya pun sangat profesional dan menarik untuk dilihat.

Tidak tanggung-tanggung, KangRay langsung mempraktekannya dengan menggunakan scanner yang telah tersedia.

Memang sangat menarik membuat foto dengan scanner. Menurut Kang Ray ada pelbagai scanner ada yang murah (depth of fieldnya sempit) , dan yang mahal (biasanya untuk scanner film, depth of fieldnya luas).

Untuk melakukan scanner obyek 3 dimensi, obyeknya harus ditempelkan pada kaca scanner dan komposisinya di atur sehingga harmonis. Ada tip dari Kang Ray, yaitu kaca scannernya harus dilindungi dulu dengan plastic wrap yang biasa untuk makanan, kalau tidak, "jejak" makanan/benda yang ditempelkan di kaca akan meempel terus. Ini pernah kejadian pada waktu Kang Ray melakukan scan pada cumi mentah yang baru dikeluarkan dari kulkas.

Banyak hal kreatif yang bisa dilakukan dengan scanner, karena exposurenya yang lambat, kita bisa melakukan gerakan pada waktu scan. Misalnya kita scan uang Rp.100.000,- di bagian awal/ujung scanner, setelah lampu/lensa mencahayai uang, uang tersebut kita tarik mengikuti arah lampu. hasilnya adalah foto uang Rp.100.000,- yang seakan memiliki "ekor" panjang, karena tarikan waktu exposure. Perbedaan scanner dengan kamera adalah perspektif dan ketajamannya. Masih banyak lagi hal-hal yang bisa di dapat. silahkan mencoba dan ber kreasi.






Hasil2 karya Kang Ray dapat dilihat di:

http://raybachtiar.com

http://www.facebook.com/pages/Ray-Bachtiar-Dradjat/30504260875

Btw, pertemuan kali ini diadakan di tempat baru, yaitu Wisma Kyoei Prince, Jalan Jendral Sudirman Jakarta.

Rabu, 03 Februari 2010

LOMBA FOTO ANAK LFCN 2009


Pemenang Lomba Foto Anak LFCN 2009
Judul/ keterangan Fotografer
Juara 1 "Null" Yusuf Tomi
Juara 2 "Tendangan maut" Agung Mardiyanto
Juara 3 "Weeek...anakku sedang melakukan hobinya melet" Gito B. Novianto
Harapan 1 "Serius "Saelan Wangsa
Harapan 2 "R u n" Djoko Joedaatmadja
Harapan 3 "Anak dan ikan" Anom Manik Agung
Finalis "Anak dan dunianya" Aditya Wisnu
Finalis "Sayang anak" Saelan Wangsa
Finalis "Menengok" Putranto Hadi
Finalis "Bebas! Bagaikan mimpiku" Angga Bhaskara

Para Juri:
Ir Bram Lukito, Hon E LFCN, A.FPSI **, E.FPSI, LRPS
Drg Wilya Elawitachya ARPS, Hon E LFCN
Tjen Wie Hauw, E.FPSI.
Sponsor hadiah:
Bursa kamera Profesional
Alta Vista