Minggu, 27 Desember 2009

AGATHA ANNE BUNANTA: PRESTASI 2009



Boleh dianggap sebagai fotografer Salon Indonesia yang paling ber prestasi di tahun 2009, AGATHA ANNE BUNANTA, PPSA, ARPS, AFPSI berhasil memenangkan FIAP (Federation Internationale de la ART Photographique) GOLD MEDAL dalam lomba 25th FIAP BIENIAL PROJECTED IMAGES. Baru kali ini Indonesia menjadi tuan rumah penyelengaraan FIAP yang bergilir ke pelbagai negara. INDONESIA juga mendapatkan medali perak dan perunggu, dan juga menjuarai JUARA UMUM NEGARA, sehingga mendapatkan FIAP WORLD CUP.

Masih di tahun 2009, AGATHA juga menjadi JUARA UMUM Salon Foto Indonesia (SFI) ke 30 di SOLO dengan mendapatkan penghargaan jumlah NILAI TERTINGGI dalam satu SFI, yaitu H ADAM MALIK MEMORIAL AWARD atau populer disebut sebagai PIALA H.ADAM MALIK. Baru pertama kali , piala H.Adam Malik direbut oleh seorang fotografer wanita .
Selain itu tahun 2009, AGATHA juga berhasil mendapatkan gelar P.PSA, yang berarti jumlah acceptance fotonya di salon International yang diakui oleh PSA, total sudah mencapai 10 (sepuluh) STAR di beberapa kategori.

Agatha adalah mewakili LFCN dalam lomba FIAP dan SFI.
Tahun depan (2010), LFCN akan mengadakan INDONESIA SALON OF ART PHOTOGRAPHY (ISAP), dengan Agatha sebagai Chairperson. Dengan pengalaman asam garamnya di dunia salon international dan kemampuan manajerialnya (Mantan VicePresident Citibank Indonesia), diharapkan SALON yang sekaligus di approved PSA, FIAP dan FPSI akan meraih sukses besar dan membawa nama Indonesia sebagai penyelengara salon international yang kompeten. www.isap candranaya.com

(Foto Bram Lukito dan Edwin Djuanda)

Rabu, 23 Desember 2009

ARDILES RANTE: 16 Desember 2009



Editorial Photography itulah judul dari ARDILES RANTE, seorang fotografer yang muungkin lebih dikenal di dunia international daripada di dalam negeri.
Hubungannya yang dekat dengan greenpeace international dan kesungguhan hatinya untuk menggarap proyek " Perburuan Ikan Paus di Lamalera" dan "Sisa -sisa orang hutan di belantara Kalimantan" menunjukkan kebulatan tekadnya untuk merekam segala sesuatu dengan stori dan akurasi. Job lain dari fotografer yang stationnya di Bali ini adalah menjadi "real" paparazi, yaitu menguntit dan memotret celebritis dunia terutama yang lagi "santai dan bersembunyi di Bali". Ardiles menguntit Beckham dan baru mendapatkan foto beberapa menit sebelum Beckham meninggalkan Indo. Belum lagi Julia Roberts, Kate Moss, dsb dsb. Foto2 unik dan langkanya ini, bersaing dengan paparazi lain yang kebanyakan orang asing, fotonya langsung menjadi rebutan media kelas dunia. Untuk mengetahui prestasinya, bisa klik di http://www.lightstalkers.org/ardilesrante

Malam itu juga sekalian acara tiup lilin yang HUT sekitar tanggal pertemuan, yaitu: Setyadi Joedaatmadja, Soebagio Wahjudi, Indrawati, Agatha Bunanta. Yang dua terakhir mewakili tiup lilin. Kueh taart yang sedap disumbang oleh Rosetini Ibrahim.

Malam itu, begitu banyak "mata terbuka" melihat potensi kemampuan fotografer Indo, juga memahami bahwa yang indah dan menarik, banyak berada di negara sendiri, tidak perlu menggarap jauh-jauh ke negara lain.

SIGIT PRAMONO : 12 Nov 2009




WHEN MORNING BEGINS....

"An astounding sight. This spot is perhaps the best place for inhabitans of this earth to wirness how mother earth begins one of her days in spectacular beauty”. Begitu cuplikan dari presentasi Bapak SIGIT PRAMONO . Beliau dikenal sebagai bankir mantan direktur utama BNI dan sekarang masih menjabat sebagai komisaris BCA dan Ketua Perbanas. Selain sebagai bankir kawakan, SIGIT PRAMONO juga sangat dikenal sebagai FOTOGRAFER ALAM terkemuka. Laboratorium utamanya adalah “BROMO”, seperti judul ceramahnya di LFCN yang berjudul “ Majestic Mystical Mountain Bromo” yang juga sesuai dengan judul salah satu buku fotonya.

Fotografer otodidak yang sangat terobsesi dengan Bromo ini, bolak balik setiap 2 minggu bahkan turut memajukan ekonomi kawasan Tengger dengan mengucurkan dana untuk koperasi disana senilai 10M rupiah, sehingga pernah smeua penunggang kuda di Bromo menggunakan jaket dengan tulisan BNI yang merupakan kepanjangan dari “Bromo Nusa indah” , nama koperasi yang dibentuknya disana.
Menurut Sigit yang paling penting dalam fotografi adalah “Light and Composition”.

Mengaku pernah mencoba segala “agama kamera” (maksudnya merek), ia adalah orang bebas yang tidak memiliki target dalam memotret alam, namun ya karena mencintai, datang dan rajin meng eksplorasi secara terus menerus, sehingga tidak heran ia menjadi saksi dari fenomena alam: letusan Merapi , batuk-batuknya Krakatau, sampai ke aliran kabut “tumpah” di lembah lautan pasir Bromo.

Hampir seluruh foto panoramicnya difoto dengan Linhof Technorama 617 yang masih analog. Satu roll film hanya menghasilkan 4 shot . Sigit yang membawakan ceramahnya dengan sangat sistematis dan penuh persiapan, secara humoris menceritakan bahwa karena analog non SLR, ia terkadang lupa membuka penutup lensa sehingga fotonya jadi gagal. Juga ia menerangkan perbedaan menggunakan lensa lebar di kamera biasa dengan menggunakan kamera khusus panoramic. Bagi pengunjung kemarin, banyak ilmu yang didapat yang benar2 keluar dari pengalaman seorang fotografer yang sangat tenang dan sangat mendalami subyek yang di foto, selama bertahun-tahun. Film favoritnya masih Fujichrome Velvia asa (iso) 50, yang diyakininya masih tidak bisa tertandingi oleh digital. Selain Linhof , ia juga menggunakan Hasselblad digital .

14 Oktober 2009: MAKARIOS & FIAP Bienial SHOW


Malam ini pembicara tamu adalah MAKARIOS SOEKOJO dengan topik "UNDERWATER PHOTOGRAPHY". MAKARIOS menjelaskan mengapa ia masuk kedalam dunia fotografi bawah air. Makarios sebelumnya juga anggota aktif , bahkan pemimpin kursus fotografi LFCN di era tahun 1980an, sekarang aktif di Olympus.
Pada malam itu juga dilakukan Display 200 foto FIAP 25th Biennial Projected Images, dimana Indonesia mendapatkan FIAP WORLD CUP (best country setpictures) , dan juga Indonesia secara individual mendapatkan GOLD (Agatha Anne Bunanta, LFCN : "Melastii Ceremony", SILVER dan BRONZE MEDAL
Beruntung bagi anggota LFCB, karena foto-foto FIAP tersebut bahkan diulas oleh pakar Fotografi International, yang juga merupakan salah seorang juri lomba tersebut (mewakili HongKong): Mr JOHNSON HON FRPS. Suatu kesempatan langka,banyak pelajaran yang bisa di petik.

10 September 2009: RAPAT ANGGOTA



Kepengurusan LFCN 2009-2010 mengadakan Rapat Anggota pada 10 SEPTEMBER 2009. Dihadiri oleh hanya anggota klub yang aktif (maksudnya membayar dan melunasi iuran LFCN). Acara berlangsung sangat menegangkan dan sampai larut. Ini disebabkan karena ada topik penuntasan kasus anggota yang dikeluarkan dari LFCN pada periode kepengurusan LFCN sebelumnya (saat Bp Leo K Hartana menjadi Ketua LFCN).
Karena anggota tersebut menolak keputusan penghentian oleh pengurus LFCN, sesuai AD ART kasusnya harus dibawa ke Rapat Anggota lengkap LFCN. Bukti-bukti yang dimiliki pengurus LFCN cukup sah dan meyakinkan seluruh anggota yang hadir, bahwa keputusan yang diambil adalah tepat. Rapat dipimpin Bp. M.Badroen S.H, mantan Ketua LFCN yang juga dikenal sebagai pensiunan Kolonel TNI AD yang sampai saat ini masih mengajar para calon jaksa. Di dalam hadirin juga terdapat 2 lawyer aktif yang selain memang anggota LFCN ,juga memantau situasi dengan cermat. Selesai rapat ternyata terjadi ancaman ke pengurus LFCN via Facebook, dan surat ultimatum ke pengurus . Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, pengurus membuat dokumentasi secara sangat lengkap termasuk rekaman video selama sidang berlangsung (terimakasih pada pak Kemas).Beberapa hari kemudian, segala pengamanan hasil keputusan intern organisasi dapat berjalan dengan damai.

Malam itu, yang lebih penting adalah LAPORAN KETUA LFCN, ternyata pengurus dalam dalam 8 bulan sudah membuat banyak kegiatan dan Bendahara memiliki SALDO KAS yang cukup mengembirakan. Majuterus LFCN

SUSUNAN PENGURUS per SEPT 2009:

PENASEHAT : H.M Badroen SH, Soebagio Wahjudi; Johnson Handra, FRPS, FRST, FHKCC, FHKPA, FCAPA,Hon FNPC, Hon LFCN
KETUA : dr Edwin Djuanda, SpKK ;
SEKRETARIS : Bram Lukito, Ir, MM;
BENDAHARA : Agatha Anne Bunanta, MBA ,
Seksi Umum : Joelianto,
Seksi Diklat : Wilya Elawitachya, drg.
Seksi Hunting/Lomba: Widyanto Saleh
Seksi Publikasi: Fachri Je
Seksi Web: Andri Taslim
Seksi Hukum: Rosetini Ibrahim S.H.

JOHNSON HON: SALON FOTO 29 Agustus 2009


Johnson Hon FRPS, penasehat LFCN yang bermukim di HongKong meluangkan waktunya untuk memberikan "apa itu sebuah foto salon" . Dikenal sebagai fotografer salonis sejati, Master Johnson menjelaskan secara tuntas foto yang di kategorika "indah". Juga selera juri berperan, dimana juri akan mengukur foto yang di nilainya, dengan kemampuan dirinya sendiri. Umumnya juri akan menghargai suatu "fresh idea" . Untuk suatu foto salon, "accepted" untuk diterima saja sudah membanggakan. Sedangkan yang mendapatkan medali dan penghargaan, apa lagi. Tetapi karena suatu karya seni sulit diukur, tidak heran bilaman hasil dari suatu foto yang ikut dalam beberapa salon foto bisa bervariasi. Misalnya foto yang ditolak, dikirim ke salon lain malahan mendapatkan penghargaan. Untuk itulah juri suatu salon harus oleh beberapa juri yang jumlahnya ganjil. Pertemuan ini tidak biasa, karena dalam bulan Agustus ada 2 pertemuan LFCN, yang keduanya penting.

Lomba Foto Model Gn PANCAR: FINALIS


Foto Finalis LOMBA MODEL " BEAUTY IN THE FOREST" Gunung Pancar

LombaFoto Satwa LFCN: FINALIS


Foto para finalis LOMBA FOTO SATWA LFCN (melalui www.candranaya.com)

RIZA MARLON: LFCN 13 Agustus 2009





Fotografer kondang WILD-LIFE Indonesia, pak Riza Marlon menjelaskan tentang apa itu wild-life photography. Kecintaaanya yang luar biasa terhadap satwa, terutama burung membawanya sebagai pakar utama fotografer hidupan liar.

12 JULI 2009: MODEL Beauty in the Forest



Pagi yang cerah dan para peserta sudah berkumpul di "rest area" SENTUL KM 34. Bersama iringan mobil peserta di konvoi oleh Terranonya ketua panitia: pak Amrih Sahri, keluar di km 36 menuju Gunung Pancar Ternyata beberapa peserta sudah tiba dan hunting ROL di lokasi. Pendaftaran dilakukan oleh Fahrie, Agatha, Rosetini dibantu kawan-kawan lain Semua lancar sambil berkenalan, silaturahmi, ngobrol sana-sani sambil menunggu model yang sedang di make up oleh Make-up artist Nike Prayitno . Untuk mengisi waktu dilakukan dahulu "foto keluarga" para peserta.



Akhirnya model datang ke lokasi, disaat Anthony Bachtiar sedang sibuk melakukan halo-halo peraturan lomba. Acara dibuka singkat oleh Ketua Panitia Amrih Sahri yang menjelaskan susuanan acara HUT LFCN ke-61 ini dan ucapan terimakasih kepada para sponsor ; dilanjutkan sedikit sambutan oleh Ketua LFCN yang menjelaskan riwayat singkat LFCN dan kebangkitan kembali klub LFCN .

Mulailah acara modelling yang dikoordinir Andry Taslim , Anthony Bachtiar dan Wiwin Yulius . Peserta dibagi dalam 4 grup berdasarkan warna label (cakep nih design labelnya) dan disebar dalam lokasi bumi perkemahan yang dikelilingi oleh pohon pinus , beralaskan rumput dan dihiasi batu-batu besar (akhirnya dijadikan "panggung" para model) .

Liputan selnajutnya mungkin lebih baik kita serahkan pada "biarkan foto yang berbicara" silahkan upload rame-rame, boleh yang resmi, yang lucu, dan yang senonoh. Terimakasih buat semua peserta, panitia, rekan-rekan simpatisan yang membantu ,juga para sponsor AnaPhoto (Tamron, Velbon ,Hoya ,Tamrac); PT Alta Nikindo (NIKON), PT Pangan Sari Utama, Focus Nusantara (ThinkThank) dan AltaVista. Maju terus LFCN

LFCN 25 Juni 2009: FENDI SIREGAR


HOW TO BREAK COMPOSITION IN PHOTOGRAPHY

Selasa, 22 Desember 2009

Foto Pemenang Lomba Foto Satwa LFCN

Setelah Presentasi "KOMPOSISI" dilanjutkan dengan Pengumuman Pemenang Lomba Foto Satwa.


Para Pemenang :

Juara Pertama :
Judul Foto : Cendrawasih
Fotografer : Dandung Danardono

Juara ke Dua
Judul Foto : Orang Utan
Fotografer : Dhoni Dynamic

Juara ke Tiga
Judul Foto : What’s up
Fotografer : Anif Putramijaya


Juara Kategori Makro
Judul Foto : Kupu Kupu Kawin Masal
Fotogfrafer : Anif Putramijaya

Selamat kepada Para Pemenang… !

Selamat juga kepada 16 Finalis lainnya… dan Terimakasih Kepada Seluruh Perserta Lomba Foto Satwa

Terima Kasih kepada Para Sponsor Lomba Foto Satwa : Focus Nusantara dan Altavista

Nantikan dan Ikuti Lomba Foto yang akan datang di www.candranaya.com

Pemenang Lomba Foto Satwa LFCN

Lomba foto satwa telah berakhir tanggal 9 Mei yang lalu dan diikuti oleh 329 foto

Penjurian telah dilakukan oleh Dewan Juri yang terdiri dari :


1. Johnson Handra, F.RPS, F.RST, FHKCC, F.HKPA, F.CAPA, Hon.LFCN

2. Riza Marlon

3. Agatha Bunanta, A.RPS, PSA 4 star


Telah terpilih 20 Finalis Lomba Foto Satwa sebagai berikut :


1 In Action Jonior Satriyo -Mataram
2 Morning Dance Yudistira-Bali
3 Minta kacang dong Agung Mardiyanto-Solo
4 (kumbang) Dede Suherman-Denpasar
5 (mata kumbang) Vincentius Ferdinand - Batam
6 What’s up Anif Putramijaya-Bogor
7 Antelope Johan Sanjaya Ma
8 Pormace flies Ruzy Kosasih -Jakarta
9 Heron in flight Ruzy Kosasih -Jakarta
10 Euntreup Dadang Darmawan- Bandung
11 V Bayu Hertoto-Jakarta
12 Monyet gunung Ruli Amrullah- Palembang
13 (2 burung) William Tjandra- Jakarta
14 (burung terbang) William Tjandra - Jakarta
15 Kupu Kupu kawin masal Anif Putramijaya -Bogor
16 (orang utan di terali) Dhoni Dynamic-Yogyakarta
17 (cenderawasih) Dandung Danardono-Jakarta
18 (semut) Amelia Ciputra-Jakarta
19 (kepompong) Amelia Ciputra-Jakarta
20 (underwater) Djoko Joedaatmadja-Jakarta





Pengumuman Pemenang dan Pembagian hadiah akan diadakan pada Pertemuan Bulanan LFCN, Hari Kamis, tanggal 28 Mei, 2009 di Jalan Sawo no 15, Menteng jam 19.30.

Pada Pertemuan tersebut juga, dr. Edwin Djuanda akan memberikan presentasi tentang "Komposisi Fotografi"





Selamat kepada Para Finalis dan sampai jumpa tanggal 28 Mei , 2009.... !

28 Mei 2009 : EdwinDjuanda & John Teffon


Kamis 28 Mei 2009
Pertemuan LF CandraNaya di
***

Acara:
1.Topik: KOMPOSISI oleh Edwin Djuanda ARPS, A FPSI*, Hon E LFCN

2.Pengumuman dan pemberian hadiah LOMBA FOTO SATWA 2009, para finalis harap hadir / wakilnya.
3. JOHN TEFFON bicara mengenai kemudahan dalam photoshop

AGUS LEONARDUS: LFCN 23 April 2009


AGUS S LEONARDUS photografer pertama yg memperoleh gelar A.FPSI**** ( 4 star) pertama di Indonesia

Fotografer AGUS S LEONARDUS adalah seorang seniman yang menggunakan fotografi sebagai media ungkapannya. Di kenal sebagai kreator dan inovator, beliau juga yang pertama membuat buku album foto YOGYAKARTA dengan menggunakan kamera handphone Nokia. Masih banyak terobosan terobosan beliau dalam bidang seni maupun fotografi. Juga beliau sudah puluhan tahun menjadi dosen Fotografi di Yogyakarta. Beliau juga salah seorang pengajar NIKON school of Fotografi Indonesia. Dan jangan lupa, beliau selalu mengungkapkan presentasinya dalam suasana segar penuh canda, namun berbobot dan penuh pelajaran berharga
.

Cuplikan presentasinya:

PENGHARGAAN FOTO SEBAGAI KARYASENI

Di belahan bumi lain, fotografer sudah dianggap sejajar dengan seniman senirupa lainnya. Tengok Wang Qing Song, yang fotonya bernilai lebih dari 1 M, Maggie Taylor yang hasil karyanya selalu diminati para kolektor, dsb . Di Indonesia, karya fotografer Indonesia ada yang ikut lelang Christie di Singapura: karya Indra Leonardi laku seharga 90 juta rupiah. Menurut Agus, seyogyanya para fotografer Indonesia “menghargai” dulu karya mereka sebagai karya seni, baru publik akan memberikan apresiasi yang lebih baik. Juga para fotografer harus lepas dari kungkungan formal seperti salon sehingga dapat lebih melampiaskan ide sebebas-bebasnya. Sudah lama banyak pelukis yang menyajikan lukisannya secara “ fotografis”, malah banyak yang menggunakan FOTO (dulu dengan slides) dan kemudian di proyeksikan ke kanvas, di gabungkan dengan foto2 lainnya, jadilah lukisan yang “fotografis” seperti karya Dede Erie Supria, dll. Hebatnya lagi karya lukisan yang “ berdasarkan foto” jauh lebih tinggi dari karya foto yang di print. Apa yang dilakukan Dede puluhan tahun lalu, yaitu bermula dengan ide, mencari visualisasi dengan kamera dan menggabungkan beberapa foto dalam 1 kanvas, sekarang menjadi sangat mudah bagi seorang fotografer yang merangkap FOTOSHOPPER.

******

BERMULA DENGAN IDE: " SUKROSONO TAKUT BEHA"



100Tahun lahirnya Afandi diperingati dengan pameran senirupa dari para seniman terpilih. Hanya beberapa fotografer yang terpilih untuk turut serta dalam pameran akbar tersebut, Agus adalah salah satunya. Kali ini panitia memberikan tema yang jelas: sisi manusia dari pelukis terkenal tersebut. Seorang pelukis mengutarakannya dengan foto seorang pria jantan, buka dada, dengan celana dalam “hings?” putih dengan 2 batang tonjolan di dalamnya, diberi judul untuk M dan R (Initial kedua isteri Afandi; Maryati dan Rukmini).



Aguspun mendalami otobiografi sang maestro pelukis dan mendapatkan suatu hal yang sangat menarik, yaitu Afandi paling takut dan jijik pada Beha wanita. Bermula dari sinilah, Agus memutuskan untuk menggunakan “beha” dalam karyanya. Di dalam otobiografi, Afandi juga sering menyamakan dirinya sebagai tokoh Sukrosono dalam pewayangan. Aguspun mendapatkan konsep yang gemilang; wayang Sukrosono di abadikan sedang “ketakutan” pada beha gede yang “kap”nya juga gede, padahal sang beha cuma tergantung di jemuran, jadilah foto : “SUKROSONO BRA PHOBIA”, yang dibuat repetisi 5 kali dengan 5 warna beha yang bebeda, ditanya mengapa 5 kali? Agus menjawab bahwa tiba-tiba teringat dengan lagu anak-anak “balonku ada lima, rupa-rupa warnanya”. Ditanya kesulitan saat menciptakan foto tersebut, Agus mengatakan kesulitannya adalah saat “membeli” beha big-size karena sampai sekarang ia masih membujang.

(sumber: ceramah artis foto Agus Leonardus di LFCN, beliau adalah Pengajar Akademi Disain Visi Yogya jurusan fotografi (sejak 1996); pengajar Institut Seni Indonesia Yogya ,juga mengajar di Nikon School Jakarta , yang segera membuka cabang di Yogya, Surabaya dan Bandung.

Foto Dan tulisan lebih lengkap:

http://www.candranaya.com/forum.php?c=topic&op=index&cid=6&tid=416

Senin, 21 Desember 2009

LFCN HUNTING ke BALI 6-9 maret 2009




Liputan hunting LFCN Capturing the Hidden Treasures of Bali 6 sd 9 Maret 2009.

Photo hunting yang telah diadakan oleh pengurus baru LFCN akhirnya terlaksana juga. Hari pertama sudah melakukan hunting di Tukad Unda, Sedangkan hari kedua memotret desa adat di Tenganan ,puri Kehen dan mampir di desa adat Penglipuran. Hunting yang disiapkan dengan matang ini berjalan dengan cukup baik dan cermat berkat susunan dan perencanaan yang detail dan rapi dari Agatha. Pak Bede juga membantu memberikan saran. Pak Widiatmika dari Bali membantu koordinasi di lapangan sedangkan pelaksanaan selama tour dilakukan oleh pak Bram . Johnson Hon dari HK , banyak memberikan saran selama hunting dan mempresentasikan foto-foto bangau karyanya yang mengundang decak kagum. Sayang rekan Agatha dan Bede tidak dapat bergabung di saat-saat terakhir.

dr Henry:
wah .. ternyata foto di bukit ada behind the scene-nya .. menarik sekali .. thanks oom Wid!!

tur ini adalah tur terbaik yang saya pernah ikutin selama ini (ya .. memang harus diakui selama hidup saya baru ikut tur 3x, ini yang ke-empat) .. peserta-nya enak-enak, ramah, easy going. makanannya juga enak-enak .. thanks untuk oom Edwin & tante Rose yang mengenalkan Bali Nikmat yang memang nikmatttt tenan! terus hotel yang diinapin juga okeh .. walaupun hotel yang pertama membuat alergi saya flare :-( penataan waktunya pas banget .. bisa dikatakan setiap lokasi didatangi tepat waktu [gimana gak tepat, lha tiap harinya tidur 4 jam selama 4 hari berturut-turut] .. hanya sayang saja terkadang cuaca yang tidak mendukung ..

kalau ada istilah two thumbs up, untuk acara ini saya beri eight thumbs up ... saya pinjam jempol yang lain biar bisa jadi 8 :-p

saran, acara seperti ini harusnya dilakukan anually, biar membedakan LFCN dengan grup fotografi lainnya

ARBAIN RAMBEY: LFCN 19 Maret 2009


Redaktur foto Kompas, Arbain Rambey memberikan presentasi tentang pengalamannya selama lebih dari 20 tahun di dunia fotografi jurnalistik . Lulusan Fakultas Teknik Sipil ITB ini, banyak sekali membawakan sukaduka yang dialami, dibawakan dengan tegas, langsung dan diselingi humor segar. Dengan topik “Stategi pemotretan dalam fotografi jurnalistik”, lebih dari 50 hadirin seakan tidak beranjak, sejak jam 1945 sampai lebih dari 2 jam kemudian. Semua bahasan di ilustrasikan dengan foto-foto menarik. Arbain juga sebagai pengasuh rubrik Klinik Foto Kompas (KFK) yang tampil di harian Kompas setiap hari Selasa. Arbain mengemukakan beberapa kiat dalam foto jurnalistik , misalnya hadir sebelum acara mulai dan pulang setelah acara bubar dibuktikan dengan foto-foto jurnalistik yang sesuai. Juga teknik manipulasi photoshop apa yang dibolehkan dalam foto jurnalistik, menurut Arb (Arbain) yang boleh adalah teknik “kamar gelap konvensional” seperti cropping, burning and dodging. Arb yang sudah menggemari menyimpan dan mengurusi foto keluarga sejak kecil, sudah mengenal kamar gelap sejak belum memegang kamera. Tidak heran setelah berkesempatan memiliki kamera pertama Ricoh , ia sudah langsung paham akan fungsi pencahayaan, over/under, fungsi diafragma, dsb Kemampuannya akan teknik fotografi sangat menunjang profesinya. Ini berbeda nyata dengan kemampuan para reporter foto masa kini yang “lahir” dengan kamera digital. Pada waktu konser Beyonce . Wartawan diberikan lokasi yang paling jelek, dan ternyata, ada 300an wartawan foto. Melihat situasi yang tidak memungkinkan, Arb memutuskan untuk membeli karcis seharga jutaan dari kursi penonton, disini ia memainkan “kelebihannya” dibandingkan dengan kameraman lain. Dengan 1d dan lensa 300mm f/2.8. Ia dengan sengaja membuat exposure minus 2 stop (!) , tetapi menggunakan format RAW. Kondisi pencahayaan yang minim di kiatkan dengan menunggu sampai lampu panggung menyala paling terang. RAW memungkinkannya untuk mengoreksi exposure yang minus. Alhasil , karena menggunakan ISO yang rendah, dengan kropingpun hasil foto masih nampak sempurna. Akhirnya bukan hanya Kompas yang memuat hasil karyanya, 4 media ternama lainpun menggunakan foto hasil karyanya. Untuk memotret kiatnya yang paling penting adalah memilih MOMENT dan KOMPOSISI , selebihnya bisa diserahkan pada kamera masa kini termasuk fokusing dan pencahayaan. Arb selalu menggunakan pencahayaan otomatis aperture priority. Hal inipun menjadi cemoohan fotografer lain yang merasa lebih mantap dengan Manual. Arb mengatakan buat apa pakai kamera canggih kalau tidak dimanfaatkan.
More..... www.candranaya. com > Forum > seputar LFCN > Liputan 19 Maret
__._,_.___

RIKIN JUNAEDI: LFCN 26 Februari 2009

PERTEMUAN LFCN 26 Februari 2009

"TROPICAL ARCHITECTURAL & INTERIOR PHOTOGRAPHY" by RIKIN JUNAEDI.

Melihat foto kebun, rumah, dan interior yang indah, selalu memberikan rasa damai dan keindahan. Fotografer kawakan Rikin, akan memberikan tips & trick sehingga setelah menghadiri presentasi ini, kita akan dapat memotret bangunan, kebun, interior dan bahkan tempat tinggal kita sendiri dengan lebih baik lagi.





Rikin Junaedi is a professional photographer living in Jakarta. He specialized in architecture and interior photography. Graduated from Trisakti's University of Landscape Architecture, formerly worked in magazine for at least 10 years. He became a professional photographer in 1987.

He worked with clients such as advertising agencies, ceramics, design houses, shopping malls, real estates and sanitary products. He likes bright and full-color photography with great concepts and ideas. He is currently involved in computer/digital imaging.

DIBYO GAHARI: LFCN 29 Januari 2009



Pertemuan LFCN semalam berlangsung sangat marak, tidak seperti biasanya, 1 jam sebelum acara sudah banyak yang datang. padahal hari itu adalah kamis-bukan jumat.
Pertemuan diawali pembukaan oleh Ketua baru, yang menjelaskan secara singkat langkah-langkah kilat yang diambil oleh pengurus untuk membangkitkan kembali LFCN. Tentu saja langkah ini perlu di sosialisasikan supaya tidak timbul salah pengertian terutama di kalangan anggota lama.
Pak Dibyo Gahari, yang khusus datang dari bandung menerangkan selukbeluk tentang fotografi IR , dari pakai filter sampai ke teknik OPREK: yaitu melepas hotmirror dan memasang "cutt-off filter" Dari panjang nanometer filter yang dipasang inilah akan tersaring panjang gelombang cahaya yang akan masuk ke kamera dan direkam oleh CMOS atau CCD kamera.
Untuk memilih type IR yang mana, bergantung pada foto dan photoshoppernya. maksudnya untuk yang sudah panadi photoshop bisa menggunakan filetr yang paling umum yaitu 720 nm, disini pengolahan penting dan bisa mendapatkan pelbagai warna, bahkan dengan masking akan didapatkan pula skintone yang lumayan.
Untuk prewed, IR digunakan yang tidka mempengaruhi skin tone, tetapi dedaunan akan terekam menjdi lebih muda (umumnya dibuat menjadi Yellow, dari asalnya yang cyan)
Ada pula IR pekat yaitusekitar 800nm yang akan mendapatkan "pure BW" - cocok nih buat penggemar BW.
Tidak terasa diskusi dan presentasi memakan waktu lebih dari 2 jam. Itupun tidak ada peserta yang komplain walaupun banyak yang tidak kebagian kursi.

Terimakasih kepada pak Dibyo yang mau sharing dan juga para peserta , mudah2an pertemuan awal tahun ini membuka lembaran baru bagi LFCN.
Banyak juga anggota lama/senior yang semalam ikut menyaksikan kembali moment2 awal kebangkitan klub kita tercinta, mudah2an Tuhan memberkati dan memberikan jalan kearah itu.

Reportase lebih lengkap akan dimuat di www.candranaya. com
terimakasih.

LFCN 28 desember 2008


Pertemuan LFCN semalam mungkin terbilang unik, dia adakan di akhir tahun, di hari yang besoknya hari libur, dimana kebanyakan fotografer juga liburan ke luar kota.
Topik yang diangkat juga unik : LIVING WITH KOMODO.
Edwin http://edwindjuanda.multiply.com menunjukkan video 5 menit tentang bagaimana mencapai Komodo secara"tourist" lengkap dengan cabin kapal ber AC, yang ternyata sangat mudah dicapai: Dari Dps- LabuanBajo tiket pesawat pp adalahsekitar 1,5 juta. Ditambah kapal ke pulau Rinca + Komodo (perkapal antara 350ribu sd 1 juta perhari).Bisa juga ikut paket berikut makan (www.florestrails.com)
STEVANUS RONI dan Harum menunjukkan foto2 mereka berkeliling FLORES termasuk komodo selama 17 hari, foto2 bagus ! http://manfrotto.multiply.com
BISMO dari PT Putrinagakomodo yang sebenarnya bukan fotografer serius, bertugas di Loh Buaya (Pulau Rinca) 6 bulan , ditemani kamera pocket IXUS berhasil mengabaikan foto dan video yang unik: komodo brantem dan juga (pertama kali bisa direkam): komodo memburu rusa yang masuk ke dalam basecamp : rusanya langsung habis dalam 1/2 jam !
Terakhir EBIE , http://ebbie.multiply.com menunjukkan foto-fotonya keliling 33 provinsi Indonesia 2005-2008 termasuk ke komodo. Kerja keras Ebie termasuk sangat mengagumkan ,kita di bawa bukan saja ke tempat2 yang kita sudah kenal, namun banyak pula tempat2 yang belum pernah kita kenal atau kita dengar,dan semua ternyata ada diIndonesia ! Tujuannya adalah membuat buku about Indonesia, made by Indonesian.

Thanks a lot for all presenter!! malam yang tidak terlupakan. Mendekati jam 23 baru bubar
sumber www.candranaya.com