Senin, 25 April 2011

The Power of Black and White Photography


THE POWER OF BLACK & WHITE PHOTOGRAPHY


R.HARYANTO: Aerial photographer yang merupakan salah seorang “tutor” dalam
“Premium Mentor Series”
Penggemar berat fotografi hitamputih yang selain menggunakan kamera
digital, juga pecandu berat fotografi analog (film). Dikenal sebagai
pemotret landscape handal yang selalu mempresentasikan karyanya dalam
hitam putih. Menggunakan kamera film Linhof Technika 2000, Ebony 4x5,
dan Sinar.

Mulai mengenal camera pada waktu kuliah, kemudian vakum lama dan
kembali di era digital pada tahun 2004. Pengenalan dengan kamera
digital ini , hanyalah membangkitkan kembali “cinta lamanya ” pada
fotografi hitam putih. Dengan melakukan sendiri pemotretan, prosesing
film dan pencetakan kamar gelap, Haryanto mendapatkan kenikmatan luar
biasa atas hasil karyanya. Biasanya , beliau hanya memotret untuk
kepuasan dirinya sendiri. Tetapi dalam 1 tahun terakhir, diminta oleh
rekan-rekannya dibawah pimpinan Yusuf Paulus untuk bersedia “ sharing”
ilmu fotografinya sebagai salah seorang pelatih “Premium Mentor
Series” yang sangat dikenal di kalangan fotografer serius.


Sebagai “pemain lama”, Haryanto paham benar, foto-foto mana yang akan
tampil jauh lebih kuat bila di presentasikan dalam bentuk hitamputih.

Ditanyakan mengenai kecintaannya mengenai “fotografi hitamputih”,
Haryanto mengatakan, bahwa “kalau setahun ada 365 hari mungkin saya
berkutat di film dan darkroom 500 hari dalam setahun” . Berarti
benar-benar jiwa-raga, pikiran , bahkan mimpi beliau adalah demi
fotografi hitam putih yang dicintai dengan sepenuh hati.

Sedangkan alasan menggunakan film dan proses hitam putih, Haryanto
mengatakan bahwa dengan menggunakan kamera film dan mengerjakan
sendiri prosesnya sehingga menjadi sebuah cetakan foto, ia dapat
mengontrol semuanya dan tentu saja sangat menikmati prosesnya.

Memang, dalam fotografi, tidak ada kenikmatan yang lebih nikmat
daripada melihat dengan mata kepala sendiri (di darkroom): kertas
foto yang tadinya putih bersih, akan muncul gradasi warna kelabu
sampai hitam yang akan tampil secara perlahan tetapi pasti, semakin
lama semakin sempurna. Itulah proses fotografi sesungguhnya yang
menggunakan reaksi kimia butiran-butiran perak yang terkena cahaya.
Gradasi butiran perak-halida ini menghasilkan gambar yang gradasinya
masih tidak bisa ditandingi oleh proses digital.

Haryanto akan mengungkapan rahasia mendapatkan foto-foto (terutama
landscape dan human interest) sejak “ the art of seeing” , memilih
sudut pengambilan, memilih lensa yang sesuai, memilih “exposure” yang
tepat, dilanjutkan dengan eksekusi yang sukses.

Beliau juga akan mengungkapan rahasia kekuatan foto hitamputih;
misalnya mengapa ada foto warna yang sangat menarik warnanya tapi
lemah secara komposisi karena “distracting colours”, tetapi setelah di
transfer menjadi hitam putih, menjadi foto yang sangat kuat. Juga tips
bagaimana memilih sudut pemotretan untuk mendapatkan hasil maksimal di
“kontras” dan apa saja poin-poin penting untuk menghasilkan suatu
foto hitam putih yang “stunning”.
Pembahasan ini akan sangat menarik disimak, bukan saja oleh “pemotret
analog”, namun juga oleh “pemotret digital” sehingga akan mendapatkan
foto-foto hitamputih yang kuat dan “unforgettable” bagi pemirsanya
baik dengan menggunakan kamera digital maupun kamera film.

Haryanto juga akan mengungkapan rahasia dan cara-cara praktis “hybrid”
menggunakan analog dan digital, sehingga akan di dapatkan hasil karya
seni yang optimal.
Perlu diingat bahwa dalam setiap salon fotografi, kategori foto
hitamputih (monochrome) hampir selalu ada. Untuk ini kita harus
memahami benar kekuatan foto hitamputih, sehingga kita bisa
menciptakan karya yang membanggakan dan kompetitif di lomba foto.
_____________________

Silahkan hadiri Pertemuan Lembaga Fotografi Candra Naya
Senin, 25 April 2011, jam 19:00-selesai
Wisma Kyoei Prince, jalan Jendral Sudirman Jakarta.
Terbuka bagi para penggemar fotografi ( FREE). Peminat, silahkan
mendaftar di info@candranaya.com.

Tidak ada komentar: