Rabu, 23 Desember 2009
SIGIT PRAMONO : 12 Nov 2009
WHEN MORNING BEGINS....
"An astounding sight. This spot is perhaps the best place for inhabitans of this earth to wirness how mother earth begins one of her days in spectacular beauty”. Begitu cuplikan dari presentasi Bapak SIGIT PRAMONO . Beliau dikenal sebagai bankir mantan direktur utama BNI dan sekarang masih menjabat sebagai komisaris BCA dan Ketua Perbanas. Selain sebagai bankir kawakan, SIGIT PRAMONO juga sangat dikenal sebagai FOTOGRAFER ALAM terkemuka. Laboratorium utamanya adalah “BROMO”, seperti judul ceramahnya di LFCN yang berjudul “ Majestic Mystical Mountain Bromo” yang juga sesuai dengan judul salah satu buku fotonya.
Fotografer otodidak yang sangat terobsesi dengan Bromo ini, bolak balik setiap 2 minggu bahkan turut memajukan ekonomi kawasan Tengger dengan mengucurkan dana untuk koperasi disana senilai 10M rupiah, sehingga pernah smeua penunggang kuda di Bromo menggunakan jaket dengan tulisan BNI yang merupakan kepanjangan dari “Bromo Nusa indah” , nama koperasi yang dibentuknya disana.
Menurut Sigit yang paling penting dalam fotografi adalah “Light and Composition”.
Mengaku pernah mencoba segala “agama kamera” (maksudnya merek), ia adalah orang bebas yang tidak memiliki target dalam memotret alam, namun ya karena mencintai, datang dan rajin meng eksplorasi secara terus menerus, sehingga tidak heran ia menjadi saksi dari fenomena alam: letusan Merapi , batuk-batuknya Krakatau, sampai ke aliran kabut “tumpah” di lembah lautan pasir Bromo.
Hampir seluruh foto panoramicnya difoto dengan Linhof Technorama 617 yang masih analog. Satu roll film hanya menghasilkan 4 shot . Sigit yang membawakan ceramahnya dengan sangat sistematis dan penuh persiapan, secara humoris menceritakan bahwa karena analog non SLR, ia terkadang lupa membuka penutup lensa sehingga fotonya jadi gagal. Juga ia menerangkan perbedaan menggunakan lensa lebar di kamera biasa dengan menggunakan kamera khusus panoramic. Bagi pengunjung kemarin, banyak ilmu yang didapat yang benar2 keluar dari pengalaman seorang fotografer yang sangat tenang dan sangat mendalami subyek yang di foto, selama bertahun-tahun. Film favoritnya masih Fujichrome Velvia asa (iso) 50, yang diyakininya masih tidak bisa tertandingi oleh digital. Selain Linhof , ia juga menggunakan Hasselblad digital .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar