Senin, 21 Desember 2009

ARBAIN RAMBEY: LFCN 19 Maret 2009


Redaktur foto Kompas, Arbain Rambey memberikan presentasi tentang pengalamannya selama lebih dari 20 tahun di dunia fotografi jurnalistik . Lulusan Fakultas Teknik Sipil ITB ini, banyak sekali membawakan sukaduka yang dialami, dibawakan dengan tegas, langsung dan diselingi humor segar. Dengan topik “Stategi pemotretan dalam fotografi jurnalistik”, lebih dari 50 hadirin seakan tidak beranjak, sejak jam 1945 sampai lebih dari 2 jam kemudian. Semua bahasan di ilustrasikan dengan foto-foto menarik. Arbain juga sebagai pengasuh rubrik Klinik Foto Kompas (KFK) yang tampil di harian Kompas setiap hari Selasa. Arbain mengemukakan beberapa kiat dalam foto jurnalistik , misalnya hadir sebelum acara mulai dan pulang setelah acara bubar dibuktikan dengan foto-foto jurnalistik yang sesuai. Juga teknik manipulasi photoshop apa yang dibolehkan dalam foto jurnalistik, menurut Arb (Arbain) yang boleh adalah teknik “kamar gelap konvensional” seperti cropping, burning and dodging. Arb yang sudah menggemari menyimpan dan mengurusi foto keluarga sejak kecil, sudah mengenal kamar gelap sejak belum memegang kamera. Tidak heran setelah berkesempatan memiliki kamera pertama Ricoh , ia sudah langsung paham akan fungsi pencahayaan, over/under, fungsi diafragma, dsb Kemampuannya akan teknik fotografi sangat menunjang profesinya. Ini berbeda nyata dengan kemampuan para reporter foto masa kini yang “lahir” dengan kamera digital. Pada waktu konser Beyonce . Wartawan diberikan lokasi yang paling jelek, dan ternyata, ada 300an wartawan foto. Melihat situasi yang tidak memungkinkan, Arb memutuskan untuk membeli karcis seharga jutaan dari kursi penonton, disini ia memainkan “kelebihannya” dibandingkan dengan kameraman lain. Dengan 1d dan lensa 300mm f/2.8. Ia dengan sengaja membuat exposure minus 2 stop (!) , tetapi menggunakan format RAW. Kondisi pencahayaan yang minim di kiatkan dengan menunggu sampai lampu panggung menyala paling terang. RAW memungkinkannya untuk mengoreksi exposure yang minus. Alhasil , karena menggunakan ISO yang rendah, dengan kropingpun hasil foto masih nampak sempurna. Akhirnya bukan hanya Kompas yang memuat hasil karyanya, 4 media ternama lainpun menggunakan foto hasil karyanya. Untuk memotret kiatnya yang paling penting adalah memilih MOMENT dan KOMPOSISI , selebihnya bisa diserahkan pada kamera masa kini termasuk fokusing dan pencahayaan. Arb selalu menggunakan pencahayaan otomatis aperture priority. Hal inipun menjadi cemoohan fotografer lain yang merasa lebih mantap dengan Manual. Arb mengatakan buat apa pakai kamera canggih kalau tidak dimanfaatkan.
More..... www.candranaya. com > Forum > seputar LFCN > Liputan 19 Maret
__._,_.___

Tidak ada komentar: