Senin, 21 Juli 2014

Peluncuran Buku MATA INDONESIA 19 Juli 2014



Bertempat di Ruang Sumba3 Hotel Borobudur Jakarta diadakan peluncuran buku foto MATA INDONESIA karya 52 fotografer dari Candra Naya Photographic Society. Dengan pembawa acara yang memberi suasana “segar” di Bulan puasa yaitu Andri Thaslim dan Wiwin Yulius, acarapun bergulir dengan lancar dipimpin oleh moderator FENDI SIREGAR. Pengulas  adalah SIGIT PRAMONO HonCNPS, Bankir, Komisaris BCA, Ketua Perbanas, mantan direktur BNI, BII yang sangat hobi fotografi (membuat 6 buku foto); DON HASMAN Etnophotographer dan mountainerring yang handal yang menerima  Penghargaan International 100 Famous Photographers in the world (2000) , Penghargaan Trophy Adinegoro bidang Fotografi Jurnalistik (1997),  Penghargaan Anugerah Fotografi Indonesia (Kemenparekraf 2013) ; dan ARBAIN RAMBEY: Fotografer senior harian Kompas. Pengasuh rublik “Klik” di Kompas setiap hari selasa dan Kompas TV setiap sabtu.
Acara berlangsung sangat hidup, mencerahkan dan juga membuka wawasan yang sangat luas tentang dunia fotografi Indonesia ,apalagi dihadiri juga oleh rekan-rekan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.  Semua pengulas melakukan tugas dengan serius. Ringkasan dari setiap pengulas. Sigit Pramono : Harus menetapkan target untuk buku “Mata Indonesia” berikut, karena bahan baku di Indonesia sangat melimpah dan anggota LFCN sudah terbukti sebagai fotografer yang handal. Don Hasman : mengatakan sampai merinding saat pertama menerima, meraba dan membuka buku “Mata Indonesia” . Begitu banyak buku tentang Indonesia diterbitkan oleh fotografer luar, Buku ini di garap dengan sangat serius dan akan merupakan dokumen yang sangat berharga, bukan hanya untuk Indonesia, namun untuk dunia.
Arbain Rambey : Buku ini menunjukan kinerja para pemotret amatir yang sangat sering melampaui hasil para profesional (maksudnya pewarta foto). Mata para amatir di buku ini sungguh indah . Aneka hal yang ada di Indonesia di potret “lebih dari biasa” karena dilakukan dengan kesukaan. Menerbitkan buku bukan suatu hal yang mudah dan memerlukan biaya tinggi.
Kesimpulan oleh moderator Fendi Siregar : semua pengulas memberikan masukan yang sangat berharga bagi kita semua. Dengan hadirnya para pejabat Parekraf, sudah selayaknya fotografi diperlakukan dengan serius sebagai suatu direktorat tersendiri.
Acara dibuka oleh Ibu Watie Moerani, Direktur Pengembangan Seni Rupa (PSR) Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya,Kemenparekraf
Edwin Djuanda sebagai ketua LFCN menjelaskan latar belakang buku ini adalah karena buku yang baik akan menjadi rekaman dan saksi sejarah di jaman kita eksis dan mudah-mudahan buku “Mata Indonesia” masih akan dicari sepuluh, duapuluh tahun yang akan datang sebagai collector’s item. Di akhir acara resmi, Agatha Anne Bunanta sebagai editor buku “Mata Indonesia” mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya buku pertama LFCN ini  juga kepada Chef Edward Betz yang menyemarakkan dengan kreasi-kreasi “camera manianya” Agatha mengatakan bahwa both of us are crazy with ideas. Hadirin dipersilahkan berbuka puasa, mengambil/ membeli buku dan semua sibuk saling meminta tandatangan,  suatu sore hari yang akan akan lama dikenang oleh yang hadir....

Tidak ada komentar: