Jay berhasil mengajak para hadirin kedalam dunia
fotografinya. Dimulai dengan contoh-contoh foto seniman Indonesia yang berhasil
menembus balai lelang Christie dan Sotheby’s , Jay membawa para fotografer ke
dunia yang “berbeda” .
Jay memang fotografer yang berbeda, unik, langka dan
kreatif. Foto-fotonya kuat membawa pesan. Salah satu foto pertamanya yang ditampilkan
adalah bangunan tua yang langit-langitnya rusak:bangunan terlantar di Sawah
Lunto. Menurut Jay, semua tempat penambangan hasil bumi, ditinggalkan terlantar
setelah masa emas penambangan daerah tersebut sudah sirna. Makanya Jay
menentang penambangan dan perusakan alam, caranya? Ya dengan menayangkan
foto-foto berupa bukti konkrit yang disajikan secara sangat impresif, sekali
melihat, kita akan mengingat. Bagi Jay yang suka memotret sejak sekolah
menengah, foto adalah ekspresi pikiran dan suatu foto tidak perlu terlalu
tajam, beliau malah menyukai mirror lens Nikon 500mm nya , yang memang tidak
bisa menghasilkan foto setajam silet.
Kebanyakan foto dan videonya menggambarkan awan yang gelap, ber gelora,
miskin warna , bagaikan mimpi buruk sebelum badai namun sangat spesifik “jay
banget”. Sebetulnya Jay lebih menyukai
visualisasi melalui sinematografi karena lebih bisa menyampaikan pesan dan ide,
namun saat itu membuat film sangat ribet di editing: seluloid harus dipotong
dan disambung, dsb. Makanya begitu DSLR dapat mengambil video, Jay langsung
terjun menggunakan 5d untuk membuat video-video klipnya. Video klipnya tentang
lagu Chrisye “pergilah kasih” adalah video klip pertama yang ditayangkan di MTV
Asia yang diambil dengan kamera DSLR.
Kreatif dan idealisme membuat karya Jay berbeda sekali dengan seniman
lainnya. Jay mengaku mendapatkan ide kreatifnya dengan banyak melihat
foto-foto, video-video dan kemudian memutuskan untuk “tidak akan membuat foto
atau video” semacam itu, karena harus berbeda dengan fotografer lain. Sekarang
Jay menggunakan Nikon D800 untuk videonya.
Buat Jay, ketajaman suatu foto adalah tidak penting, yang
penting adalah foto yang kreatif, artistik, berbicara dan impresif. Setelah
menayangkan foto-fotonya, akhirnya Jay menayangkan juga video hasil karyanya.
Video tentang “petualangannya” ke kutub selatan, air terjun Iguatsu di Argentina-Brazilia,
iklan gudang garam, iklan citra beauty lotion,kekayanan alam Indonesia Raja
ampat dsb. Setiap kali video klip selesai
ditayangkan, para hadirin spontan bertepuk tangan, memang luar biasa. Sayangnya idealisme Jay tidak selalu disambut
dunia komersial dengan pikiran terbuka. Video klipnya tentang GG menggambarkan
kekuatan “pria sejati” dimana Jay melakukan sesuatu yang kolosal, menggunakan
banyak tentara (mungkin 1 batalion) , dan membuat seolah para pria perkasa ini
muncul keluar dari lumpur, lompat dan langsung melesat dengan kekuatan otot penuh
yang menggambarkan pria perkasa sejati.
Sayangnya iklan ini hanya ditayangkan 1 hari, menurut Jay ada pengusaha
penguasa yang berhasil melarang karena settingan yang dipakai adalah lumpur Lapindo. Sulit menceritakan presentasi Jay dengan
kata-kata, seharusnya ada rekaman audio visual. Mengikuti presentasi Jay,
arsitek yang lebih dikenal sebagai artis, sutradara, fotografer yang karyanya diminati di Balai
lelang dunia dan juga banyak menggeluti dunia entertainment adalah suatu
pengalaman unik tersendiri. Jay yang jarang tampil sebagai entertrainer, mau
sharing khusus untuk Candra Naya, karena selain Jay sudah mengenal Candra Naya
sejak lama, Jay juga “ digiring” sahabatnya sejak SMA, yaitu Indra Prameswara
(Mpe).
Di akhir kata Jay menitipkan pesan bahwa Candra Naya
pasti mampu memberikan sesuatu bagi bangsa, yaitu melalui foto-foto yang
berbicara pada publik, foto-foto yang menggambarkan bahwa perbedaan ke anekaragaman
suatu bangsa adalah indah, foto yang menggambarkan keindahan dan keragaman
budaya Indonesia , dst. Ini berguna untuk menangkis sebagian kecil masyarakat
Indonesia yang hanya memikirkan bisnis diri sendiri, tanpa memperdulikan
kerusakan alam dan juga memaksakankeseragaman dengan menghancurkan keragaman budaya. (edd, 8 Oktober 2013)