Tanggal 1 Mei sebagian pakai
Sriwijaya terbang langsung ke Malang, jam 6.40. Pesawat
ditunda 40 menit karena kabut di Malang. Sebagian lagi berangkat 7.45
dengan citilink dari Halim. Harusnya tiba bareng. Ternyata hanya
Sriwijaya yang mendarat langsung di Malang. Citilink juga mendarat tapi
di Surabaya.Akhirnya tiba juga di Malang. Kendaraan disiapkan oleh pak
Tonny Djohan( berlebihan) 2 kijang dan 1 Toyota Hi-ACE gress baru buat
14 penumpang (!). Padahal peserta dari Jakarta hanya 11. Kami langsung
digenjot menuju Goa Tetes . Jalan kaki yang luar biasa berat, kalau di
analogikan kira2 turun dan naik gedung 40 tingkat dengan medan yang
sulit (licin), jarak pijakan terlalu tinggi dsb. Tetapi lokasinya memang
r
luar biasa. Belum masuk ke gua kita sudah disambut puluhan air terjun
bertingkat-tingkat. Setting Joko Tarub kurang maksimal (banyak penduduk
dan caddy) ikut hadir, hehe.Baliknya menanjak beraat sekali untung semua
berhasil selamat dan sehat (pak Hendro yg paling senior). malamnya
rencana tidur 2 jam , bangun jam 2 , menuju Pagak.
Banyak yang tidak bisa tidur sama sekali. Pagak sunrise, kali ini
tidak terlambat. Lanjut ke Ngliyep dan Goa Cina (tiba sudah menjelang
sore). Disini ambil foto steel wool, keren. Malamnya lanjuuut ke dekat
puncak semeru(lebih tinggi dari Bromo), yaitu tempat danau danau: Ranu
pane, Ranu regulo. Karena melihat bintang bertaburan di langit jernih ,
Milky Way pun menantang untung diabadikan. Acara tidur malam ditunda, langsung berangkat lagi mencari lokasi ideal.
Jam 3 balik lagi ke penginapan pak Tumari, ternyata hanya sebagian yang
mau rebahan. 1 jeep berangkat lagi melanjutkan milky way (sampai
subuh). Pagi pak Tumari memandu jalan ke Ranu Regulo, tidak sulit, hanya
15 menit tetapi jalannya cepat sekali. Kabut
menyelimuti permukaan regulo, keren, tapi masih gelap. Banyak yang bisa
diambil disini.
Setelah sarapan pagi,
lanjut lagi ke candi sumber Awan dimana Reog Ponorogo menampilkan pesona
serius termasuk 3 pemain yang in trance: magis, menarik, sekaligus
bikin was-was karena tidak ada batas antara pemotret dengan pemain yang
kesurupan.
Balik ke Songoriti, villa pak Tonny Djohan baru bisa
istirahat. Lagi-lagi jam 2 pagi sudah bangun bersiap ke Selorejo,
rencananya sebelumnya milkyway (ternyata langit tidak jernih) tetapi
kita punya mainan baru: steel wool menjelang subuh. kereen. Dilanjutkan
lagi dengan travel around the lake dengan 2 kapal motor. Pulang mampir
Warung mbak Yuli ( dijamu pak Dieter nih). Balik ke vila, mandi,
bebenah, lanjut ke Bandara. Mampir di rawon Nguling pesan rawon dengkul.
Pengalaman yang sangat mengesankan, banyak hasil foto tetapi kurang
tidur dan badan remuk. Terimakasih pada Pak Tonny Djohan, Barry Rattu
dan juga Herr Dieter Behrens (lemper dan cake nya wuenak banget, selalu terkenang).
Sampai jumpa di photo hunting berikut